Sunday, April 5, 2015

Wednesday, March 25, 2015

Gigi Berlubang Pada Anak Dapat Menurunkan Prestasi Di Sekolah


foto: copyright thinkstockphotos.comVemale.com -
Anak-anak yang mengalami sakit pada gigi berlubang kecenderungan lebih banyak tidak masuk ke sekolah, mau tidak mau kondisi ini juga mempengaruhi prestasi belajar murid.
Pepsodent berhasil melakukan penelitian yang dilakukan bersama Departemen Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat dan Kedokteran Gigi Pencegahan FKG UI mengenai masalah kesehatan gigi dan mulut. Penelitian dilakukan di sekolah dasar Bekasi. Penelitian terhadap 984 responden dari tiga SD di daerah Bekasi memperlihatkan fakta bahwa 94 persen anak usia 6-7 tahun mengalami sedikitnya satu gigi berlubang pada gigi susu. Masalah yang sama juga dialami anak usia 10-11 tahun sebanyak 82 persen pada gigi tetap mereka.
"Pepsodent meyakini bahwa gigi berlubang tak hanya membuat anak mengalami rasa sakit, namun juga akan mempengaruhi kehadiran anak di sekolah," papar drg. Ratu Mirah Afifah GCClinDent, MDSc selaku Head of Professional Relationship Oral Care PT. Unilever Indonesia, Tbk. saat ditemui di Hotel Mulia Senayan Jakarta Pusat Rabu 25 Februari 2015. 

94 persen anak usia 6-7 tahun mengalami sedikitnya satu gigi berlubang pada gigi susu | foto: copyright vemale/yuni94 persen anak usia 6-7 tahun mengalami sedikitnya satu gigi berlubang pada gigi susu | foto: copyright vemale/yuni

Terbukti, lanjutnya, ketika kami amati lebih lanjut dalam 2 bulan sebelum dan 2 bulan sesudah penelitian anak-anak dari kelompok umur 6-7 tahun yang memiliki lubang pada gigi tetap mereka, memperlihatkan kecendrungan lebih banyak hari tidak ke sekolah dibanding pada anak yang tidak memiliki gigi berlubang. Jumlah hari tidak ke sekolah adalah 3 hari, sedangkan yang tidak memiliki gigi berlubang adalah 2 hari. 
Menurutnya, penelitian yang dilakukan Pepsodent dengan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia selama hampir setahun dengan delapan minggu program edukasi perawatan gigi tersebut tidak hanya melihat indikator kebersihan rongga mulut. Indeks plak dan pendidikan untuk perawatan gigi pada guru, murid, dan wali murid juga dilakukan.
Indeks plak tinggi yang ditemukan setelah melakukan pemeriksaan awal mencapai 49 persen pada anak usia enam sampai tujuh tahun dan 38 persen pada anak usia 10 sampai 11 tahun. Setelah intervensi dengan program edukasi perawatan gigi yang benar diberikan, penurunan dari angka sebelumnya mencapai 54 persen pada kelompok anak umur enam sampai tujuh tahun, sedangkan pada kelompok anak usia 10-11 tahun mencapai 66 persen.

Pemaparan drg. Ratu Mirah Afifah GCClinDent, MDSc selaku Head of Professional Relationship Oral Care PT. Unilever Undonesia, Tbk | foto: copyright vemale/yuniPemaparan drg. Ratu Mirah Afifah GCClinDent, MDSc selaku Head of Professional Relationship Oral Care PT. Unilever Undonesia, Tbk | foto: copyright vemale/yuni

"Plak memang musuh utama dari banyak masalah gigi, termasuk gigi berlubang. Oleh karena itu berapa kali menyikat gigi dan kualitasnya harus ditingkatkan sebagai kebiasaan baik untuk mencegah masalah gigi yang dapat mempengaruhi prestasi anak di sekolah," kata drg Ratu Mirah.
Fuad, seorang siswa sekolah dasar negeri 11, Kebon Jeruk dalam kesempatan yang sama juga berbagi cerita mengenai pengalaman sakit gigi yang pernah ia dialami. 
"Waktu kelas 3 semester 1, saya sering sakit gigi. Kalau tidak masuk sekolah, saya tidur di kelas supaya sakitnya tidak terasa. Karena sering ketinggalan pelajaran, ranking saya turun dari 3 menjadi ranking 5," tuturnya, pada kesempatan yang sama.
Penelitian terhadap anak usia sekolah dasar, khususnya pada anak usia enam sampai tujuh tahun dan 10-11 tahun didasarkan pada alasan khusus. Drg Ratu Mirah mengatakan bahwa usia 6-7 dipilih karena pada usia tersebut anak masih memiliki gigi susu dan sudah mulai memiliki gigi permanen. Sementara anak usia 10-11 tahun sudah memiliki gigi permanen yang hampir lengkap.
"Ini menjadi pertimbangan kami untuk melihat sejauh mana kebiasaan membersihkan gigi dilakukan oleh anak-anak sampai mereka mulai menumbuhkan gigi permanen. Penelitian kami menemukan bahwa pada usia di mana gigi permanen baru tumbuh, masih ada masalah gigi berlubang. Oleh karena itu, edukasi dan intervensi kebersihan gigi sangat diperlukan sejak dini," tutup drg. Ratu Mirah sekaligus memberikan pesan kepada orang tua. 
So Ladies, jangan bosan-bosan ajarkan anak Anda untuk menyikat gigi 2 kali sehari, setelah sarapan pagi dan malam sebelum tidur ya! :)

Kebiasaan Mudah Jaga Kesehatan Gigi



(c)shutterstock
Vemale.com - Gigi putih bersih dan sehat tentu menjadi idaman setiap orang. Namun sayangnya masih banyak orang yang tidak menjaga kesehatan giginya dengan benar. Saat sakit gigi, barulah mereka sadar pentingnya menjaga kesehatan gigi.
Menjaga kesehatan gigi sebenarnya tidak sulit kok, Ladies. Ada beberapa langkah yang bisa Anda lakukan untuk menjaga agar gigi tetap sehat dan tampak putih bersih.
Kurangi makanan manis
Sejak kecil Anda tentu sudah sering mendengar yang satu ini. Permen, minuman bersoda, dan makanan manis lainnya dapat merusak lapisan enamel gigi. Akibatnya gigi jadi rawan berlubang.
Kurangi rokok
Merokok bisa menyebabkan gigi kehilangan warna putih alaminya. Akibatnya gigi menjadi tampak kusam dan berwarna kekuningan. Tidak hanya itu saja, merokok juga meningkatkan resiko penyakit pada gusi dan membuat warna gusi menjadi hitam.
Rajin menggosok gigi
Kebiasaan ini sudah diajarkan sejak kecil. Menggosok gigi mampu membersihkan sisa-sisa makanan yang dapat merusak gigi. Pilih sikat gigi yang mampu membersihkan seluruh gigi sampai gigi bagian belakang agar tetap terjaga kondisinya. Sikat gigi seperti Pepsodent Deep Clean mampu membantu membersihkan seluruh gigi dan menjangkau hingga gigi paling belakang berkat bentuknya yang mengikuti kontur mulut manusia.
Tidak seperti sikat gigi pada umumnya, sikat gigi Pepsodent Deep Clean dirancang dengan leher 3 sudut yang mengikuti kontur mulut Anda membantu membersihkan dan menjangkau sampai gigi belakang*. Bulu sikat yang berbentuk V bisa membersihkan sela-sela gigi secara menyeluruh**. Sedangkan pembersih lidah dengan karet yang lunak di bagian belakang sikat dapat membersihkan lidah untuk nafas yang lebih segar.
Nah, Ladiestidak sulit bukan menjaga agar gigi tetap bersih dan sehat? Rawat gigi Anda mulai sekarang, ya.

Gigi Berlubang Pada Anak Dapat Menurunkan Prestasi Di Sekolah


foto: copyright thinkstockphotos.comVemale.com -
Anak-anak yang mengalami sakit pada gigi berlubang kecenderungan lebih banyak tidak masuk ke sekolah, mau tidak mau kondisi ini juga mempengaruhi prestasi belajar murid.
 
Pepsodent berhasil melakukan penelitian yang dilakukan bersama Departemen Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat dan Kedokteran Gigi Pencegahan FKG UI mengenai masalah kesehatan gigi dan mulut. Penelitian dilakukan di sekolah dasar Bekasi. Penelitian terhadap 984 responden dari tiga SD di daerah Bekasi memperlihatkan fakta bahwa 94 persen anak usia 6-7 tahun mengalami sedikitnya satu gigi berlubang pada gigi susu. Masalah yang sama juga dialami anak usia 10-11 tahun sebanyak 82 persen pada gigi tetap mereka.
"Pepsodent meyakini bahwa gigi berlubang tak hanya membuat anak mengalami rasa sakit, namun juga akan mempengaruhi kehadiran anak di sekolah," papar drg. Ratu Mirah Afifah GCClinDent, MDSc selaku Head of Professional Relationship Oral Care PT. Unilever Indonesia, Tbk. saat ditemui di Hotel Mulia Senayan Jakarta Pusat Rabu 25 Februari 2015. 

94 persen anak usia 6-7 tahun mengalami sedikitnya satu gigi berlubang pada gigi susu | foto: copyright vemale/yuni94 persen anak usia 6-7 tahun mengalami sedikitnya satu gigi berlubang pada gigi susu | foto: copyright vemale/yuni

Terbukti, lanjutnya, ketika kami amati lebih lanjut dalam 2 bulan sebelum dan 2 bulan sesudah penelitian anak-anak dari kelompok umur 6-7 tahun yang memiliki lubang pada gigi tetap mereka, memperlihatkan kecendrungan lebih banyak hari tidak ke sekolah dibanding pada anak yang tidak memiliki gigi berlubang. Jumlah hari tidak ke sekolah adalah 3 hari, sedangkan yang tidak memiliki gigi berlubang adalah 2 hari. 
Menurutnya, penelitian yang dilakukan Pepsodent dengan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia selama hampir setahun dengan delapan minggu program edukasi perawatan gigi tersebut tidak hanya melihat indikator kebersihan rongga mulut. Indeks plak dan pendidikan untuk perawatan gigi pada guru, murid, dan wali murid juga dilakukan.
Indeks plak tinggi yang ditemukan setelah melakukan pemeriksaan awal mencapai 49 persen pada anak usia enam sampai tujuh tahun dan 38 persen pada anak usia 10 sampai 11 tahun. Setelah intervensi dengan program edukasi perawatan gigi yang benar diberikan, penurunan dari angka sebelumnya mencapai 54 persen pada kelompok anak umur enam sampai tujuh tahun, sedangkan pada kelompok anak usia 10-11 tahun mencapai 66 persen.

Pemaparan drg. Ratu Mirah Afifah GCClinDent, MDSc selaku Head of Professional Relationship Oral Care PT. Unilever Undonesia, Tbk | foto: copyright vemale/yuniPemaparan drg. Ratu Mirah Afifah GCClinDent, MDSc selaku Head of Professional Relationship Oral Care PT. Unilever Undonesia, Tbk | foto: copyright vemale/yuni

"Plak memang musuh utama dari banyak masalah gigi, termasuk gigi berlubang. Oleh karena itu berapa kali menyikat gigi dan kualitasnya harus ditingkatkan sebagai kebiasaan baik untuk mencegah masalah gigi yang dapat mempengaruhi prestasi anak di sekolah," kata drg Ratu Mirah.
Fuad, seorang siswa sekolah dasar negeri 11, Kebon Jeruk dalam kesempatan yang sama juga berbagi cerita mengenai pengalaman sakit gigi yang pernah ia dialami. 
"Waktu kelas 3 semester 1, saya sering sakit gigi. Kalau tidak masuk sekolah, saya tidur di kelas supaya sakitnya tidak terasa. Karena sering ketinggalan pelajaran, ranking saya turun dari 3 menjadi ranking 5," tuturnya, pada kesempatan yang sama.
Penelitian terhadap anak usia sekolah dasar, khususnya pada anak usia enam sampai tujuh tahun dan 10-11 tahun didasarkan pada alasan khusus. Drg Ratu Mirah mengatakan bahwa usia 6-7 dipilih karena pada usia tersebut anak masih memiliki gigi susu dan sudah mulai memiliki gigi permanen. Sementara anak usia 10-11 tahun sudah memiliki gigi permanen yang hampir lengkap.
"Ini menjadi pertimbangan kami untuk melihat sejauh mana kebiasaan membersihkan gigi dilakukan oleh anak-anak sampai mereka mulai menumbuhkan gigi permanen. Penelitian kami menemukan bahwa pada usia di mana gigi permanen baru tumbuh, masih ada masalah gigi berlubang. Oleh karena itu, edukasi dan intervensi kebersihan gigi sangat diperlukan sejak dini," tutup drg. Ratu Mirah sekaligus memberikan pesan kepada orang tua. 
So Ladies, jangan bosan-bosan ajarkan anak Anda untuk menyikat gigi 2 kali sehari, setelah sarapan pagi dan malam sebelum tidur ya...

Tuesday, March 24, 2015

Berat Badan Turun Belum Tentu Membuat Wanita Bahagia


Vemale.com - Penurunan berat badan, ternyata tidak selalu membuat Anda merasa lebih bahagia.

Seperti dilansir dari theatlantic.com, penelitian menunjukkan bahwa turunnya berat badan, tidak menaikkan tingkat kebahagiaan dan kesejahteraan Anda.

Iklan-iklan program penurun berat badan, disuarakan seakan-akan dapat membuat Anda lebih bahagia.

Penduduk Amerika, bahkan mengeluarkan uang miliaran dolar setahun untuk menjalani program diet, membeli alat gym, langganan gym, dan pil diet.

Pada channel televisi, acara realitas seperti The Biggest Loser, dimana pria dan wanita yang kelebihan berat badan, bersaing untuk menurunkan berat badan mereka.

Media juga cenderung membesar-besarkan kisah sukses penurunan berat badan para selebritis.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Anthony Fabricatore, asisten profesor psikologi di Perelman School of Medicine di University of Pennsylvania, menemukan bahwa orang obesitas mengalami penurunan berat badan, dikarenakan depresi, kecemasan dan gangguan psikologis yang mereka alami.

Sebuah studi oleh English Longitudinal Study of Ageing (ELSA), pada 1.979 orang yang kelebihan berat badan atau obesitas, banyak yang mengalami depresi klinis pada awal penurunan berat badan.

Hingga empat tahun kemudian, mereka masih mengalami depresi, gangguan psikologis, hipertensi dan penyakit kolesterol.

Dari hasil penelitian ini, ditemukan jika wanita yang mengalami penurunan berat badan, kondisi psikologisnya belum tentu stabil, dan kemungkinan mengalami depresi.

Perubahan hormon kimia otak, tingkat metabolisme, dan kemampuan menahan lapar, justru menyulitkan penurunan berat badan secara konstan.

Namun, jika Anda menurunkan berat badan secara alami, dengan olahraga seperti kebiasaan makan sehat yang baik, tidak menunjukkan penurunan kebahagiaan yang signifikan.

Ketika orang-orang berjuang untuk menurunkan berat badan, hasil akhir yang mereka dapatkan seperti strech mark dan kulit kendur, justru membuat mereka tidak percaya diri.
Jadi Ladies, jangan terlalu ketat saat melakukan diet yaaa,..

4 Treatment Gigi Agar Gigi Kamu Bersih dan Sehat

Coba bayangin berapa kali kamu makan dalam sehari? 3 kali sehari, kan? Tapi ditambah dengan ngemil dan jajan jadi bisa terhitung lebih dari 3 kali makan dalam sehari. This time, I’m gonna ask you another question. Kalau sikat gigi, berapa kali dalam sehari? Ikut treatment gigi berapa kali dalam sebulan? Kalau terhitung kamu sikat gigi 3 kali (atau lebih) dalam sehari dan ikut treatment gigi at least 2 kali dalam sebulan, you are considered to be taking care of our teeth. Tapi kalu belum, mulailah merawat dan menjaga kesehatan gigimu dari sekarang. As you might probably already heard it a thousand times, but Lebih baik mencegah daripada menanggulangi, kan?
Bagi kamu yang inginn memulai untuk ke dokter, tapi gak tau treatment gigi apa saja yang harus kamu ambil. Tenang aja… karena di sini kita akan membahas treatment apa saja yang cocok untuk kamu agar gigi tetap bersih dan sehat.
1. Teeth Bleaching
Photo credit: Thehealthjournals
Untuk mendapatkan gigi yang putih memukai, biasanya dokter gigi menyarankan treatment yang bernama Teeth Bleaching yang berfungsi untuk memutihkan gigi secara alami. Kamu sudah lihat kan gigi artis-artis Indonesia, seperti Krisdayanti, maupun artis-artis Hollywood.
Photo credit: Freeteethwhiteningtips
Sebenarnya banyak sih odol-odol yang bersifat memutihkan, tapi kalau aku sih personally takut untuk menggunakan produk-produk yang asal beli dan tidak sesuai anjuran dokter. Amannya sih ya mendingan kita kunjungi dokter handal agar kita mendapatkan saran yang langsung dari profnya.
Jika kamu memilih untuk menggunakan odol yang dapat memutihkan gigi, tinggal lakukan seperti ketika kamu menggosok gigi setiap harinya.
Photo credit: centar-oralne-higijene

2. Root Canal Treatment
Photo credit: Richmondinstitue
Yang namanya sakit gigi itu memang sakitnya tujuh keliling! Tapi sakit gigi itu berbagai macam alasannya. Ada yang dikarenakan gusi bengkak, atau terdapatnya karang gigi, dan masih banyak lagi. Akan tetapi, pernah gak kamu merasakan sakit pada bagian akar gigi kamu? Itu biasanya disebabkan oleh runtuhnya lapisan gigi kamu dan kemudian mengakibatkan adanya infeksi pada akar gigi. Kalau memang kamu lagi menghadapi itu sekarang, Root Canal Treatment adalah treatment yang kamu cari-cari. Ayo cepet ke dokter gigi terdekat dan atasi secepatnya.
Memang agak serem prosesnya.. Makanya kalau bisa sering-sering merawat gigi ya, beauties.
Photo credit: Whiteandpink
Sakit-sakit dahulu (ketika proses treatment berlangsung), bersenang-senang kemudian. :)
Photo credit: Apostolotonilto

3. Dental Scaling Treatment
Photo credit: Promenadedental
Biasanya kalau habis makan ada makanan yang tersisa atau terselip di gigi kan? Memang sih ada sebagian yang dapat terangkat dengan hanya sikat gigi, tetapi tidak semuanya sisa makanan dapat terangkat dan jika dibiarkan begitu saja malah menjadi membekas dan menyatu sama gigi. Iiiihh jorok….
Photo credit: dentistryonnorthcentralave
Tapi tenang aja… Everything has a solution. Kamu bisa kunjungi dokter gigi terdekat atau terfavorit dan tanyakan padanya untuk memberikan treatment full dental scaling. Nah, Dental Scaling ini bersifat membersihkan. Adapun treatment yang dilakukan adalah menggunakan alat yang dapat mengangkat kotoran-kotoran yang berbekas dan bandel nempel di gigi.


4. Braces Dental Treatment by Ocean Dental
Photo credit: niengranguytin
Kalau Braces Dental Treatment, tentu tau dong apa? Yup! Behel. Banyak orang yang memakai behel untuk meratakan gigi. Tidak ratanya gigi diakibatkan oleh berbagai hal dan salah satunya adalah karena tumbuhnya third molar atau yang biasa dikenal dengan ‘wisdom tooth’ (apanya yang wise ya, adanya juga sakit…..). Karena wisdom tooth tumbuhnya belakangan, biasanya ketika kita berumur 17-21 tahun, jadi otomatis menganggu gigi-gigi lain yang pada akhirnya menyebabkan gigi-gigi tidak rata.
Photo credit: nypost
Sumber : http://beauty.grivy.com/